Berita Terbaru
Rabu, 21 Juni 2023

DPRD Cecar Pemkab Batanghari Soal Proyek Pinjaman Daerah
BATANGHARI, TIGASISI.NET - Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Batanghari dicecar beragam pertanyaan oleh pimpinan dan anggota DPRD Batanghari dalam Rapat khusus tindak lanjut temuan BPK, Selasa (20/06/2023).
Anak buah Bupati Batanghari itu didesak untuk menjelaskan mekanisme pengelolaan pinjaman daerah pada Bank Jambi dan Bank Sumsel Babel ini.
"Soal Pinjaman Daerah ini saya agak bingung, kenapa duitnya belum keluar dari Kas Daerah tapi sudah menjadi temuan BPK, biasanya yang diperiksa itu duitnya sudah keluar lalu ditanya kemana perginya duit itu, kan begitu logikanya, ini masih menjadi misteri bagi saya," kata Wakil Ketua II Ilhamudin.
DPRD juga menilai, proses pencairan proyek Pinjaman Daerah terkesan bertele-bertele. Beberapa paket pekerjaan yang tuntas dikerjakan Desember tahun 2022 lalu, baru dibayarkan pada Juni 2023.
"MoU PinDa ini kan di bulan Juli 2022, setau kami di lapangan fisiknya sudah selesai pada Desember 2022, kenapa kini baru dibayar? Saya agak sedih karena masalah ini berimplikasi luas, kita tau bahwa APBD ini pendobrak ekonomi, tapi ketika duit ini lambat cair maka pertumbuhan ekonomi juga ikut lambat," papar dewan dari Politisi PKB itu.
Ilhamudin berpendapat, pemerintah daerah harus segera melakukan proses pencairan setelah pekerjaan tersebut sudah dinyatakan selesai di akhir tahun 2022. Hal ini sejalan dengan pendapat BPK dalam LHP atas LKPD 2022.
"Ini mestinya dicairkan setelah pekerjaan itu selesai, tapi kok baru sekarang dibayar, ada yang dibulan April, Mei, sampai Juni. Apakah disitu ada faktor kesengajaan? Kita mungkin tidak membayangkan bahwa kontraktor yang mengerjakan itu ada yang berutang sana - sini, minjam bank, dan itu dikenakan bunga, nah kini kena denda lagi karena ada kekurangan volume," jelasnya.
Anggota DPRD Fraksi Golkar Sirojudin juga mengatakan hal yang sama, menurutnya proses pencairan dana Pinda, Bakeuda Batanghari terkesan pilih kasih dengan pihak rekanan.
"Sekarang ini yang jadi masalah, Desa Ladang Peris dan Desa Sungkai, kemudian Desa Sungai Ruan dan Desa Rantau Gedang, jalan ini kan sudah lama selesainya, nah kenapa (pembayaran) lambat daripada yang lain, pencairannya malah lambat dari jalan Ness," protes Siroj.
Menyikapi hal ini, Sekretaris Bakeuda Batanghari, Akmal menjelaskan proses pencairan tersebut dapat dibayarkan apabila pihak rekanan benar-benar melengkapi tanggung jawab secara fisik pekerjan dan administrasi.
"Kami Bakeuda akan memproses tergantung kecepatan rekanan dalam melengkapi dokumen terkait pinjaman ini, apabila lengkap kami akan konsultasikan ke Inspektorat dan Bank Jambi tentang proses pencairannya, apabila tidak lengkap maka akan kami kembalikan," tutur Akmal.
Reporter: Juniko

Jual Mi Instan Kadaluarsa, Alfamart Jembatan Mas Dilaporkan ke Polisi
Selasa, 20 Juni 2023

Masalah TPP ASN Kerinci, ini Penjelasan Sekda

Sandipreneur Jambi Siap Tempur di Pilpres 2024

Respon Keluhan Warga Jelutung, Edi Langsung Turun ke Got

Selesaikan Konfil Lahan Warga Sungai Bahar, Edi Purwanto Kan Bentuk Tim
Senin, 19 Juni 2023

Dapat Peringkat Terbaik, Pemkab Tanjab Barat Makin Serius Cegah Stunting

Capaian PAD Rendah, Anita Yasmin: Pemda Harus Akui Kinerjanya Kurang Baik
BATANGHARI, TIGASISI.NET - Ketua DPRD Batanghari Anita Yasmin meminta Bupati Batanghari melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja organisasi perangkat daerah.
Yasmin meminta Pemkab Batanghari bersikap ksatria untuk mengakui bahwa kinerja pemerintah daerah kurang maksimal dalam memaksimalkan pendapatan daerah.
Bukan tanpa alasan, hal itu disampaikan Yasmin lantaran realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Batanghari tahun 2022 hanya 67,46 persen.
"Ya pemda harus mengakui bahwa mungkin kinerja Kita memang kurang baik sehingga nanti kedepannya bisa lebih baik lagi," kata Anita Yasmin usai Hearing bersama TAPD , Senin (19/06/2022).
Mantan presenter TVRI itu menjelaskan, target PAD tahun 2022 sebesar Rp 158 miliar sudah disepakati antara Pemerintah Daerah bersama DPRD Batanghari saat penyusunan APBD. Namun, hingga berakhirnya tahun 2022, realisasi PAD hanya tercapai Rp 107 miliar.
"Mohon maaf ya, soal pendapatan ini Kita sudah berkomitmen dari penganggaran tahun 2022 bahwa ketika Kita berani menganggarkan ini (PAD), berarti Kita harus siap untuk mencapai itu, diminta komiten bersama kok antara Pemkab dengan DPRD pada saat itu," bebernya.
Politisi PAN ini juga menyesalkan sikap anak buah Bupati Batanghari yang terkesan menyepelekan urusan pendapatan daerah. Padahal lemahnya realisasi PAD juga berimbas kepada belanja daerah.
"Tadi kepala BAPPERIDA menyatakan bahwa dari segi perencanaan masalah PAD ini memang tidak ada temuan BPK, tapi persoalannya bukan di situ, artinya apabila itu tidak tercapai masalahnya ada di kinerja kan?" Tegas Yasmin.
Reporter: Juniko
