Berita Terbaru
Rabu, 30 Agustus 2023
Kabar Gembira, Pemkot Jambi Bakal Rekrut 2.928 PPPK, ini Formasinya
Jadi Pemimpin Perubahan, Tiga ASN Pemkot Jambi di Wisuda Lembaga Administrasi Negara RI
Jumat, 25 Agustus 2023
Senyum Sumringah Ibu-ibu, Dapat Kompor hingga Mixer dari Walikota Jambi
Senin, 07 Agustus 2023
Mitos Petahana Selalu Kalah, Mampukah MFA Cetak Sejarah Baru?
BATANGHARI, TIGASISI.NET - Kabupaten Batanghari adalah 1 dari 415 kabupaten yang akan menggelar hajatan pemilihan bupati tahun 2024 mendatang.
Isu yang menarik menjelang gelaran Pilkada Batanghari, adalah mitos soal bupati berstatus petahana, yang selalu "keok" saat bertarung di periode kedua.
Menarik memang, karena dalam sejarah Pilkada Langsung sejak tahun 2005, memang tidak ada petahana yang menikmati "kursi empuk" Bupati Batanghari selama 2 periode berturut-turut.
Meski begitu, pengamat politik Dr. Arfa'i Sanifah punya pandangan lain soal mitos "Kutukan Petahana" di Pilkada Batanghari. Menurutnya fenomena politik itu bisa saja dipatahkan oleh Muhammad Fadhil Arief (MFA), Bupati Batanghari saat ini.
Kata Arfa'i, MFA mungkin saja bisa terpilih untuk periode kedua, jika melakukan dua langkah berikut.
Yang pertama, jelas Arfa'i, MFA harus memastikan elite-elite politik di Batanghari tetap konsisten mendukungnya hingga pilkada 2024 mendatang.
"Kata kunci apakah Fadhil bisa memecahkan atau mematahkan sejarah Bupati Batanghari 2 periode berturut-turut adalah tergantung pada 2 aspek, pertama, aspek kemampuan Fadhil dalam mengakomodir elite-elite politik Kabupaten Batanghari," kata Arfa'i saat dikonfirmasi belum lama ini.
"Pada aspek pertama di wujudkan dengan cara elite politik yang berpengaruh selama ini mampu berdiri dalam barisan Fadhil. Tentunya dalam sisa masa jabatannya, mulailah memfokuskan pada strategi ini melalui pemenuhan kepentingan-kepentingan yang elite politik itu butuhkan," imbuhnya.
Lalu pada aspek yang kedua, Fadhil harus mampu menunjukkan kinerjanya selama menjabat, yakni melalui program-programnya yang langsung menyentuh ke masyarakat.
"Rakyat di bawah itu tidak melihat apakah pemerintah memiliki uang atau tidak, yang dilihatnya adalah apa yang dibangun dan dirasakan oleh rakyat di setiap desa tempat mereka tinggal. Pada konteks ini khususnya adalah wilayah yang selama ini rakyatnya telah merasakan kerja nyata dari bupati-bupati sebelumnya," katanya.
"Misalnya Bathin XXIV tentu ada alhamarhum Fattah, daerah Maro Sebo Ulu dan Mersam ada Syahirsah, termasuk juga daerah kota Muarabulian yang merupakan basis massa yang merasakan langsung sentuhan bupati-bupati sebelumnya," papar Dosen Fakultas Hukum Universitas Jambi Jurusan Hukum Tata Negara itu.
Lelaki berkacamata itu juga menyebutkan, popularitas Fadhil tidak cukup hanya di tampakkan di media sosial dan poster-poster yang di pajang di wilayah Kabupaten Batanghari itu.
"Artinya jika 2 aspek yang saya sebutkan itu mampu dilakukan seorang Fadhil, maka peluangnya untuk menang itu ada. Dasar pikirannya adalah secara dinamika politik Batanghari saat ini lawan Fadhil itu sudah bisa dibaca tidak jauh dari nama Hafiz Fattah anak mantan bupati sebelumnya. Hal inilah memudahkan Fadhil untuk menentukan strategi pemenangannya," tutup Arfa'i.
Reporter: Juniko
Minggu, 06 Agustus 2023
Utak-atik Strategi Parpol, Junaidi Nasaruddin Gelar Pertemuan Khusus
BATANGHARI, TIGASISI.NET - Jelang Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024, para elite-elite partai politik mulai atur strategi jitu untuk mendulang suara.
Salah satunya Partai Demokrat Kabupaten Batanghari, parpol yang diketuai oleh Junaidi Nasaruddin ini tak mau tinggal diam, secara mengejutkan Junaidi turun langsung ke masing-masing dapil untuk memastikan kesiapan para kader partai dalam menghadapi pemilu esok.
Kali ini, Junaidi bersama pengurus partai berlambang Mercy itu mendatangi para kader partai yang berada di Dapil 3, yakni Tembesi-Bathin XXIV untuk menggelar rapat khusus, Minggu (6/8/23).
"Untuk memantapkan barisan, kemudian juga mengatur strategi politik untuk kemenangan partai di 2024," kata Junaidi.
Soal isi pembahasan dalam rapat tersebut, lelaki berpostur tinggi tegap ini enggan menyebutkan secara gamblang. Ia bilang hanya sekedar diskusi dengan para caleg partai tentang pemetaan suara.
"Diskusi saja, soal letak lumbung-lumbung suara para caleg dan juga memastikan seperti apa geliat para caleg yang ada di dapil 3 ini," terangnya.
Lelaki yang biasa disapa Bang Junai ini tak menafikan, caleg dan seluruh kader partai besutan anak SBY itu memiliki semangat juang yang tinggi dalam memenangkan partai.
"Apalagi menyangkut petahana yang ada di dapil 3 tersebut, tentunya 2 orang petahana itu sudah memapping basis suaranya dan secara politik sudah memiliki modal sosial selama ia menjadi dewan," jelas pria kelahiran Desa Kembang Paseban, Mersam itu.
"Ya kita lihat saja seperti apa nantinya," sambungnya singkat.
Diketahui, Junaidi saat ini memiliki tugas besar dalam mengomandoi Partai Demokrat itu, selain bertanggung jawab atas kemenangan partai, Junaidi sendiri juga sudah dipastikan maju pada pileg 2024 sebagai caleg DPRD Provinsi Jambi.
"Kita hadapi saja, sudah mengambil keputusan berarti kita sudah siap ambil resiko," ucap Junai menggebu.
Reporter: Juniko
Rabu, 02 Agustus 2023
Pemkab Batanghari Pasang Target Pendapatan Rp 1,6 Triliun di Tahun 2024
Selasa, 01 Agustus 2023
Pasca Temuan BPK, Pengamat: Waktunya MFA Bersih-bersih Pejabat, Jangan Asal Ikut Kata Bupati
BATANGHARI, TIGASISI.NET - Bupati Batanghari Muhammad Fadhil Arief (MFA) harus segera mengevaluasi kinerja bawahannya, pasca keluarnya hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan RI (BPK RI), terhadap Laporan Keuangan Pemkab Batanghari Tahun 2022.
Pendapat ini disampaikan oleh Pengamat politik Dr. Arfa'i Sanifah, kepada tigasisi.net, Senin (31/07/2023). Kata Arfa'i, saat ini adalah waktu yang tepat bagi MFA untuk melakukan upaya "bersih-bersih" terhadap anak buahnya yang berkinerja buruk.
Dosen dari Fakultas Hukum Unja itu menilai temuan BPK yang menyeret sejumlah nama pejabat Batanghari sedikit banyak akan berimbas pada persepsi publik terhadap pemerintahan MFA.
"Adanya temuan itu menunjukkan tata kelola pemerintahan yang kurang baik, yang harus dilakukan bupati adalah mengevaluasi pejabatnya dengan tolok ukur manajemen kinerja dan integritas terukur, bukan hanya integritas asal ikut kata bupati," ungkap Arfa'i, Senin (31/7/23).
Kata Arfa'i, nama-nama pejabat yang terseret dalam temuan BPK, akan menjadi "batu sandungan" bagi langkah politik MFA di masa yang akan datang.
"Ini akan merusak citra dan bisa menjadi catatan hitam MFA sebagai Bupati, mengingat Bupati memiliki tanggungjawab politik dan juga moral," ungkapnya.
Arfa'i menyebutkan, saat ini adalah momen yang tepat jika MFA ingin melakukan perombakan pejabat, mengingat masa jabatannya akan berakhir tahun depan. Apa lagi waktu 2,5 tahun yang telah berlalu, dirasa cukup untuk menilai kinerja anak buahnya.
"Yang harus dilakukan saat ini adalah memperkuat penyamaan persepsi antara pejabat dengan bupati, dengan berorientasi pada tercapainya program dan menjaga nama baik MFA dalam tahun politik ini," jelasnya.
Lanjut Arfa'i, sebagai bupati MFA tidak perlu mengedepankan ego untuk memaksakan programnya terealisasi sempurna tanpa adanya kajian-kajian terlebih dahulu.
"Kemudian yang mesti dilakukan Bupati adalah, tidak memaksakan program tanpa ada perencanaan yang konprehensif dan matang," pungkasnya.
Reporter: Juniko