Berita Terbaru
Senin, 21 November 2022
Jumat, 23 September 2022
Sani Sambut Baik Program "Kedai Kopi"
JAMBI, TIGASISI.NET - Wakil
Gubernur Jambi, Drs.H.Abdullah Sani,M.Pd.I., menyambut baik Program KEDAI KOPI
(Kedaireka, Kolaborasi, Partisipasi dan Inovasi) dalam rangka melindungi
ekosistem gambut yang berbasis Green
Energy. Hal tersebut disampaikan Sani pada acara Lepas Sambut Mahasiswa
Universitas Brawijaya dan Universitas Gadjah Mada dalam Program KEDAI KOPI BRGM
(Badan Restorasi Gambut dan Mangrove) di Provinsi Jambi, bertempat di
Auditorium Rumah Dinas Gubernur Jambi, Senin (12/09/2022).
“Pemerintah Provinsi Jambi menyambut baik
program kegiatan yang diinisiasi atas kerja sama BRGM bersama Universitas
Brawijaya dan Universitas Gadjah Mada dalam rangka mendukung perlindungan
ekosistem gambut berbasis green economy.
Kami mengharapkan agar pendampingan dan pelatihan kepada kelompok masyarakat
pada wilayah Provinsi Jambi ini melalui program Kedai Kopi dengan turun
langsung ke lapangan, pendekatan cultural, akan membuka wawasan dan memberikan
edukasi kepada masyarakat di kawasan lahan gambut tentang bagaimana
meningkatkan perekonomian agar lebih maju dan lebih baik melalui inovasi
pertanian yang sesuai dengan kondisi wilayah dan ramah lingkungan,” terang
Sani.
Sani mengemukakan, Pemerintah Provinsi Jambi
telah berkomitmen dan serius dalam melestarikan ekosistem lahan gambut yang ada
di wilayah Provinsi Jambi melalui pembentukan Tim Restorasi Gambut Daerah
dengan Surat Keputusan Gubernur Jambi Nomor: 148/Kep-KDK/DISHUT-TP/VII. Melalui
surat keputusan ini, perangkat daerah diminta untuk meningkatkan peran dan
fungsi lebih aktif dalam kegiatan pelaksanaan restorasi gambut di Provinsi
Jambi.
Sani mengungkapkan, Indonesia memiliki lebih
kurang 865 Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) dengan luas total lebih kurang 24,6
juta hektare, dan salah satunya berada di Provinsi Jambi, yakni seluas 617.562 hektare,
yang tersebar di Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan Kabupaten Sarolangun.
“Kegiatan restorasi telah diupayakan oleh
Pemerintah Provinsi Jambi, yakni kegiatan pembasahan gambut (peatland rewetting) untuk memulihkan
lahan gambut yang kering, revegetasi,
pengadaan benih pohon endemis untuk proses revegetasi lahan gambut terdegradasi
serta revitalisasi dengan tanaman atau kegiatan bisnis yang ramah lingkungan
terhadap lahan gambut guna mengangkat perekonomian masyarakat. Restorasi Gambut
ini tentu saja harus melibatkan semua pihak, kolaborasi dan partisipasi
Pemerintah Pusat dan Daerah hingga Pemerintahan Desa, pemangku kepentingan,
kelompok masyarakat, hingga institusi pendidikan,” ungkap Sani.
Sani mengharapkan melalui Program Kedai Kopi
ini, restorasi gambut tidak hanya sekedar pembangunan fisik saja, namun dengan
pendekatan khusus dari mahasiswa sebagai agen perubahan dan kerja sama dengan
perguruan tinggi sebagai bentuk implementasi dharma penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, maka percepatan proses pemulihan lahan gambut benar-benar
mulai dari tapaknya, dengan partisipasi dari pemerintah desa dan masyarakat
sebagai subjek penting yang berperan dalam upaya untuk melindungi ekosistem
gambut di wilayah masing masing.
Senin, 12 September 2022
Minim UMKM Lokal, Ketua HIPMI Minta Pekan Raya Batanghari Tangguh Dievaluasi
BATANGHARI, TIGASISI.NET - Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten Batanghari, Niko Kapri Pehlevi menilai event pekan raya Batanghari tangguh perlu dievaluasi oleh pemerintahan setempat.
Menurutnya, pekan raya yang bertemakan pengembangan ekonomi kreatif ini melenceng dari tema event yang diselenggarakan. Dia mengatakan, hampir keseluruhan pedagang yang mengisi stand mayoritas pedagang dari luar daerah.
"Pada dasarnya event ini sangat positif untuk masyarakat Batanghari. Selain untuk hiburan, juga tidak kalah penting sebagai penunjang perekonomian masyarakat Batanghari khususnya pegiat UMKM," kata Niko saat di konfrimasi melalui pesan whatsaap, Senin (12/09).
"Namun, memang di Lapangan saya pribadi melihat secara langsung, mayoritas pedagang yang memenuhi stand hampir 80 persen dipenuhi pedagang dari luar Batanghari, tentunya ini jadi tanda tanya," timpalnya.
Lelaki bergelar Sarjana Hukum ini meminta pihak penyelenggara lebih mengutamakan kehadiran produk-produk UMKM masyarakat Batanghari yang lebih dominan di perdagangkan.
"menurut saya ini kurangnya sosialisasi dari pihak penyelenggara acara terhadap pegiat UMKM di Batanghari," ujarnya.
Lebih jauh ia berharap pemerintah daerah yang bekerjasama dengan pihak EO (Event Organizer) bisa merancang acara tersebut dengan lebih matang.
"Kedepan semoga selalu di adakan event pasar rakyat seperti ini, namun pemerintah juga harus lebih selektif dan lebih jelas lagi tentang regulasinya, agar tema yang disajikan seirama dengan event yang diselenggarakan, mengingat event ini di selenggarakan oleh pihak EO yang bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Batanghari," tutup Niko.
Reporter: Juniko
Sabtu, 27 Agustus 2022
Al Haris: Kenduri Swarnabhumi Satukan Peradaban
Kamis, 25 Agustus 2022
Fadhil Arief Resmi Buka Pameran Ekraf di Pasar Lama Muara Tembesi Selama Sepekan
BATANGHARI, TIGASISI.NET - Bupati Batanghari Muhammad Fadhil Arief secara resmi membuka pameran ekonomi kreatif di Pasar Lama Muara Tembesi, Rabu (24/8/22).
Pameran ekraf ini merupakan rangkaian acara Kenduri Swarna Bhumi Peradaban Sungai Batang Hari Dulu Kini dan Nanti.
Bupati Fadhil turut didampingi oleh sang Istri Zulva Fadhil, Wakil Bupati H Bakhtiar dan Sekretaris Daerah Muhammad Azan.
Dalam sambutannya, Fadhil Arief mengatakan pameran ini sebagai bentuk perhatian Pemerintah Kabupaten Batanghari dalam melestarikan sejarah.
Diketahui, Pasar Lama Muara Tembesi ini merupakan pusat perdagangan besar yang ada di Provinsi Jambi.
Pasar ini berdiri sejak jaman kolonial belanda saat menduduki Indonesia.
"Dulu aksesnya lewat air, jadi Pasar Muara Tembesi ini terdapat letak geografis yang sangat menguntungkan pada masa itu, karena ada pertemuan tiga sungai yaitu Batang Tabir dan Batang Tebo yang semuanya bertemu di Sungai Batang Hari," kata Fadhil Arief menjelaskan.
Fadhil mengungkapkan, pergelaran Swarna Bhumi ini diharapkan turut mengedukasi masyarakat untuk menghargai sejarah yang ada di Kabupaten Batanghari.
"Sejarah ini harus kita ingat di memori kita, bagaimana itu menjadi motivasi kita, bahwa Batanghari ini punya sejarah pusat perdagangan dan juga pusat keilmuan," ungkapnya.
Reporter: Juniko
Mengenang Sejarah Perdagangan Tempo Dulu di Pasar Lama Muara Tembesi
BATANGHARI, TIGASISI.NET - Pemerintah Kabupaten Batanghari menginginkan masyarakat kembali mengingat sejarah peradaban yang pernah memiliki kejayaan pada masanya, terkhusus dalam sektor perdagangan di Pasar Lamo Muara Tembesi.
Pasar ini menjadi pusat perdagangan sejak tempo dulu, pada masa kolonial belanda. Sungai Batang Hari yang menghubungkan dua Sungai lainnya yakni Batang Tebo dan Batang Tabir menjadi jalur transportasi cukup efektif pada masa itu.
Kayu lapuk dimakan rayap, atap seng berkarat serta terangkat tertiup angin, dinding yang dipenuhi lumut, menandakan entah setua apa usia eks bangunan pasar tersebut.
Angker, memang sepintas terlihat menyeramkan, namun pasar ini menjadi transaksi jual beli yang cukup besar bagi masyarakat di bumi yang berjuluk serentak bak regam ini.
Untuk mengingat kejayaan itu, Pemkab Batanghari menggelar acara pameran sepekan Ekonomi Kreatif (Ekraf) dalam rangkaian Kenduri Swarna Bhumi Peradaban Sungai Batang Hari dulu Kini dan Nanti yang berlokasi di Pasar Lama Muara Tembesi.
Berbagai makanan serta kerajinan khas Batanghari akan tersaji di acara ini selama sepekan.
Bupati Batanghari, Muhammad Fadhil Arief pada Rabu, (24/8/22) resmi membuka pameran ekraf tersebut.
Ia mengatakan, Kenduri Swarna Bhumi ini turut mengedukasi para generasi muda untuk menghargai sejarah dan melestarikan budaya tempat tinggalnya.
"Ini harus kita ingat di memori kita dan jadi motivasi bahwa bangsa kita Batanghari ini sejarah perdagangan, pusat-pusat keilmuan itu ada di Pasar Muara Tembesi," kata Fadhil Arief.
Ayah empat anak ini berharap, masyarakat Batanghari mampu menjaga bangunan-bangunan tua yang masih tersisa.
Ia menuturkan, fisik bangunan yang masih berdiri tegak akan memberi bukti adanya sejarah bahwa Batanghari pernah menjadi pusat perbelanjaan negara luar.
"Pasar ini akan membuat anak cucu kita paham dengan sejarah Kabupaten Batanghari," ujarnya.
Reporter: Juniko