BATANGHARI, TIGASISI.NET - Bupati Batanghari Muhammad Fadhil Arief membantah isu miring beberapa waktu lalu yang menyudutkan dirinya dengan tudingan rekrutmen tenaga guru Pengajian Antar Maghrib dan Isya (PAMI) dan guru tahfidz di Kabupaten Batanghari sudah diatur oleh tim suksesnya pasca pilkada lalu.
Muhammad Fadhil Arief menjelaskan, penerimaan guru PAMI dan guru tahfidz dilakukan secara murni, sesuai dengan kapabilitas, serta memenuhi syarat yang sudah ditentukan oleh Pemerintahan Kabupaten Batanghari.
"Ada hal yang terjadi dalam seleksi guru ngaji dan guru tahfidz Kita kemarin, pengujinya diberhentikan oleh dinasnya karena dianggap tidak mampu mengakomodir timsesnya. Saya sampaikan bahwa saya tidak akan mempengaruhi hasil ujian ini," Kata Fadhil (10/2/21).
Diakui Fadhil, ada sebagian para da'i yang memburukkan dirinya saat pilkada lalu.
Namun Fadhil menampik dan tak mempermasalahkan hal tersebut. Karena ia menilai para da'i dari kinerja bukan dari kedekatan pribadi ataupun sebagai tim sukses.
"Ada sebagian besar para da'i ini yang ngata - ngatain saya waktu pilkada dulu, tapi itu tidak akan Kita hukum selagi masih bagus kerjanya sebagai da'i, Kita yakin dia akan berubah," harap Fadhil
Fadhil berujar, penerimaan guru PAMI dan tahfidz dapat memberikan dampak buruk bagi masyarakat Kabupaten Batanghari, apabila yang lulus adalah titipan timses.
"Walaupun dekat dengan Bupati kalau dia tidak bisa ngajar ngaji tidak akan Kita angkat jadi da'i. Ini ada efek bahayanya karena dia ngajar bisa salah, dan ini bisa merusak generasi," tegas Fadhil
Lebih lanjut Fadhil akan meminta pihaknya untuk melakukan tes ulang para da'i, apabila benar terdapat kekeliruan dalam tes penerimaan guru PAMI dan guru tahfidz.
"Coba masalah ini didalami, kalau memang benar ada yang seperti ini maka Kita lakukan seleksi ulang, karena ini bahaya. Kalau menyangkut masalah agama ini akan benar - benar Kita kawal," tutup Fadhil
Reporter : Juniko