Senin, 03 Januari 2022

Tahun 2022, Fase Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Tahun 2022, Fase Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia



Oleh: Dr. Noviardi Verzi*



Meski masih ada tantangan terkait Covid-19 dan varian baru nya, namun pemerintah optimis dapat mengoptimalkan berbagai peluang yang ada untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di tahun 2022. Bahkan tahun 2022 dipandang sebagai golden moment Indonesia untuk melakukan akselerasi pertumbuhan ekonomi. Saatnya berlari lebih cepat.


Untuk membawa ekonomi berlari, saat ini Indonesia tengah berada pada masa momentum positif karena pandemi Covid-19 yang terkendali dengan baik. Angka effective reproduction number berada dibawah 1 yang berarti wabah dapat dikendalikan.


Secara fase penangganan Pandemi, ekonomi Indonesia mengalami tiga fase penting, yaitu fase pandemi pada 2020, kemudian fase pemulihan pada 2021, dan akan dilanjutkan dengan fase normalisasi pada pasar global, saat Indonesia akan mengalami fase akselerasi di 2022.


Kalangan dunia usaha cukup bergairah memasuki tahun baru.Terlihat dari berbagai indikator yang mengalami kenaikan, diantaranya kredit yang mulai mengalami peningkatan, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang berada di level 113,4 pada bulan Oktober 2021, Indeks PMI Manufaktur yang mencapai 57,2 di bulan Oktober 2021, dan dunia usaha yang mulai melakukan perekrutan kembali yang tercermin dari turunnya tingkat pengangguran.


Selain itu, harapan iklim investasi yang lebih kondusif di 2022 dapat mendorong investasi langsung yang dapat memberikan dukungan bagi stabilitas Rupiah. Nilai tukar Rupiah diperkirakan akan berada di kisaran Rp14.500 – Rp14.800.

Jika sebelumnya pandemi menyebabkan kontraksi pertumbuhan PDB global sebesar 3,5 persen, PDB global mengalami kenaikan masif dan tumbuh sebesar 5,9 persen di tahun 2021. Artinya ada pertumbuhan setara mencapai lebih dari US$ 5 triliun atau kurang 7500 triliun rupiah.


Maka tak heran aktivitas perdagangan global di 2022 diperkirakan akan tumbuh di atas rerata jangka panjang, namun pertumbuhannya tidak setinggi di 2021. Perdagangan global akan ditopang oleh kebutuhan produk dan jasa seiring dengan normalisasi aktivitas ekonomi.

Normalisasi tidak hanya terjadi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada kebijakan moneter dan fiskal. Di sisi kebijakan moneter, seiring era normalisasi ekonomi global, bank sentral dunia juga melakukan penyesuaian arah kebijakan. Suku bunga diperkirakan akan meningkat secara gradual sambil tetap memperhatikan kondisi terkait pandemi.


Sektor Ekonomi Andalan Indonesia

Keunggulan Indonesia dibandingkan banyak negara di kawasan adalah demografi Indonesia yang didominasi warga usia muda membawa keuntungan, mempercepat aktivitas ekonomi kembali normal.


Perekonomian Indonesia akan pulih dan semakin membaik pada tahun 2022. Pertumbuhan diprakirakan akan mencapai 4,7-5,5 persen, dari 3,2-4,0 persen pada 2021.


Untuk mewujudkan ini penting untuk bisa membuka kembali sektor-sektor perekonomian dan meningkatkan mobilitas masyarakat mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru, mendorong digitalisasi, serta ekonomi-keuangan inklusif dan hijau.


Dengan memastikan kebutuhan pangan, mengembangkan UMKM dan ekonomi kreatif, menggerakkan sektor riil, menciptakan lapangan kerja sekaligus mengurangi tingkat pengangguran, dan menjaga iklim investasi.


Beberapa sektor produktif dipercaya bakal menjadi akselerator pemulihan ekonomi di tahun 2022. Sektor-sektor itu telah terbukti mampu survive di tahun 2020 dan 2021 yang penuh tantangan, sektor tersebut antara lain telekomunikasi, kesehatan pertanian dan pariwisata serta turunannya.


Sementara pada sektor kesehatan dan turunannya seperti obat, vitamin dan alkes, menjadi akselerator ekonomi karena semenjak pandemi melanda, masyarakat dunia makin peduli akan kesehatannya.

Hal serupa juga terjadi pada sektor pertanian dalam arti luas, tahun lalu walaupun rendah, sektor pertanian tetap tumbuh positif. Sektor-sektor tersebut dinilai cukup resilience di saat krisis terjadi seperti krisis akibat pandemi.

Sektor pariwisata adalah sektor yang sedang tidur dan akan menjadi akselerator kebangkitan ekonomi di tahun 2022. Karenanya, mulai hari ini sektor pariwisata harus menyiapkan infrastruktur pendukung dengan baik, maintenance harus dilakukan, serta menyiapkan SDM yang baik.

Demi mendukung sektor ini, pemerintah akan tetap menjaga fleksibilitas APBN dan melanjutkan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Pelaksanaan Program PEN ini akan dilanjutkan di tahun 2022 untuk mengantisipasi perluasan dampak Covid-19 di tahun 2022. Pemerintah telah menyediakan alokasi anggaran sebesar Rp321,2 triliun di tahun 2022. Alokasi program PEN di tahun 2022 akan diarahkan untuk mendorong perekonomian melalui 4 Klaster Program, diantaranya Kesehatan Rp77,05 triliun, Perlindungan Masyarakat Rp126,54 triliun, Program Prioritas Rp90,04 triliun, dan Dukungan UMKM dan Korporasi Rp27,48 triliun.


Berdasarkan potensi inilah optimisme itu dibangun, sebagai kunci pemulihan ekonomi yang berkelanjutan. Kunci dari membangun optimisme tersebut adalah melalui sinergi berbagai pihak dari pemerintah, sektor bisnis, hingga akademisi untuk selalu kreatif dan inovatif. Semoga.


* Pengamat

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2019 Tigasisi.net | AKTUAL & FAKTUAL | All Right Reserved