Selasa, 17 Agustus 2021

Tiru Jargon Politik Pilkada, Pengamat: Cakades Harusnya Lebih Kreatif

Tiru Jargon Politik Pilkada, Pengamat: Cakades Harusnya Lebih Kreatif






BATANGHARI, TIGASISI.NET
- Pengamat politik yang juga dosen Universitas Jambi Arfa'i Sanifah berharap, peserta yang bertarung dalam Pilkades Serentak lebih kreatif dalam berkampanye.

Hal ini ia sampaikan menyikapi banyaknya Calon Kepala Desa yang terindikasi menjiplak jargon politik kontestan pilkada 2020 lalu, Mulai dari foto, hingga visi misi.

Kata Arfa'i fenomena ini lebih disebakan oleh kurangnya kepekaan cakades dalam menangkap isu aktual di desanya.

"Menurut Saya, hal ini menunjukkan lemahnya kreatifitas dari calon kades dalam membaca isu politik di desanya, dan juga persepsi bahwa figur kepala daerah dianggap sebagai pemberi ruang untuk menang," ungkap Arfa'i.

Ketua jurusan ilmu pemerintahan dan ilmu politik Universitas Jambi ini juga  menilai, demokrasi pilkades menjadi rusak jika nama kepala daerah dibawa-bawa oleh para calon kades untuk mencari keuntungan.

"Saya fikir nama besar kepala daerah tidak terlalu berpengaruh terhadap tingkat elektabilitas cakades, mengingat pilkades punya segmen pemilih sendiri. Masyarakat lebih mudah menilai calon," cetusnya.

Kata Arfa'i lagi, lebih bijak jika calon kades yang akan bertarung nantinya tidak menjual nama kepala daerah dalam menggaet suara, ini untuk menjaga marwah dan netralitas kepala daerah.

"Jaga netralitas Bupati dalam Pilkades, agar demokrasi dalam pilkades berjalan dengan baik, maka cakadesnya apakah mantan timses bupati atau bukan seharusnya tidak boleh membawa bawa Bupati, sebab dalam aturan pilkades Bupati dilarang memihak pada salah satu calon," pungkas Arfa'i.

Reporter: Juniko


Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2019 Tigasisi.net | AKTUAL & FAKTUAL | All Right Reserved